contoh kalimat end of war
- At the end of war, he escaped to West.
Menjelang akhir perang, mereka mengungsi ke barat. - I have seen the end of war.
Aku sudah melihat akhir peperangan. - "Only the dead... have seen the end of war. "
" Hanya orang mati ... telah melihat akhir perang . " - It's at the beginning and end of war that we have to watch out.
Ini baru permulaan dan saat perang berakhir kita harus berhati-hati. - I don't know who said, "Only the dead have seen the end of war."
Aku tak tahu siapa yang mengatakan, "Hanya kematian yang melihat akhir dari peperangan." - The Shinden was expected to be a highly maneuverable interceptor, but only two prototypes were finished before the end of war.
Shinden diharapkan menjadi interceptor bermanuver lincah, tetapi hanya ada dua prototipe yang selesai sebelum akhir perang. - The IJA planned to build over 400 boats, however only 38 boats were completed until the end of war.
Angkatan Darat Kekaisaran Jepang berencana untuk membangun lebih dari 400 kapal, namun hanya 38 kapal yang bisa diselesaikan sampai akhir perang. - Sparta's continued occupation of Argos at the end of war was used as a pretext for Rome and its allies to declare war.
Pendudukan Sparta atas Argos berlanjut hingga akhir perang yang menjadi dalih bagi Roma dan sekutunya untuk mengibarkan perang. - The father of Western modern strategic study, Carl von Clausewitz, defined military strategy as "the employment of battles to gain the end of war."
Ayah dari Barat modern kajian strategis, Carl von Clausewitz, ditetapkan strategi militer sebagai "kerja dari pertempuran untuk mendapatkan akhir perang." - We need to understand that we cannot actually have negotiations of ending of wars or peace without fully including women at the negotiating table.
Kita perlu untuk mengerti bahwa kita sebenarnya tidak bisa berunding untuk mengakhiri perang atau untuk perdamaian tanpa sepenuhnya menyertakan perempuan di meja perundingan. - Prior to the end of War, Evola had frequently used the term "Aryan" to mean the nobility, who in his view were imbued with traditional spirituality.
Sebelum akhir Perang, Evola sering menggunakan istilah "Arya" untuk mewakili kaum bangsawan, yang baginya merupakan kaum yang penuh dengan spiritualitas tradisional.